Mengevaluasi Kelayakan Cessie dalam Skema Pembayaran Properti

Dalam dunia properti, terutama di pasar yang berkembang pesat seperti Indonesia, ada berbagai skema pembayaran yang dapat digunakan dalam transaksi properti. Salah satu skema yang mungkin perlu dievaluasi adalah cessie, yang bisa menjadi alternatif menarik untuk pembeli dan penjual properti. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu cessie, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana cara mengevaluasi apakah cessie adalah pilihan yang tepat dalam skema pembayaran properti Anda.

Apa itu Cessie?

Cessie adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘penyerahan hak.’ Dalam konteks pembayaran properti, cessie mengacu pada proses di mana seorang pembeli properti atau pihak ketiga membeli hak untuk menerima pembayaran angsuran atau cicilan dari pihak yang memiliki properti tersebut. Dalam skema ini, penjual properti, yang seringkali adalah pengembang properti, menjual hak untuk menerima pembayaran kepada pihak lain, yang dapat berupa bank, perusahaan pembiayaan, atau investor.

Bagaimana Cara Kerja Cessie dalam Pembayaran Properti?

Cessie berfungsi dengan cara berikut:

  1. Pembeli Properti dan Penjual Properti: Pembeli properti dan penjual properti terlibat dalam transaksi seperti biasa. Mereka menyetujui harga jual beli, jumlah uang muka, dan syarat-syarat lainnya.
  2. Pembayaran Ansuran: Biasanya, dalam pembelian properti, pembeli membayar sejumlah uang muka (down payment) terlebih dahulu. Sisa pembayaran, yang biasanya merupakan angsuran bulanan atau tahunan, harus dibayar dalam jangka waktu tertentu.
  3. Penjual Properti Menjual Hak: Di sinilah cessie berperan. Penjual properti memutuskan untuk menjual haknya untuk menerima pembayaran angsuran tersebut kepada pihak ketiga.
  4. Pihak Ketiga Menerima Pembayaran: Setelah haknya dijual, pihak ketiga ini, yang bisa saja bank atau perusahaan pembiayaan, akan mulai menerima pembayaran angsuran dari pembeli properti. Pembeli properti akan melakukan pembayaran angsuran mereka langsung kepada pihak ketiga ini.
  5. Keuntungan bagi Penjual: Penjual properti mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang tunai yang cepat dari penjualan hak ini. Ini bisa membantu mereka untuk mendanai proyek properti lainnya atau mengurangi risiko keuangan.
  6. Keuntungan bagi Pembeli: Bagi pembeli, cessie dapat memberikan fleksibilitas dalam hal pembayaran angsuran. Mereka tetap melakukan pembayaran kepada pihak ketiga, tetapi syarat dan ketentuan terkait pembayaran mungkin berubah.
Baca Juga :  Bagaimana Pandemi Merubah Preferensi Konsumen dalam Memilih Properti

Keuntungan dan Risiko Cessie dalam Pembayaran Properti

Sebelum memutuskan apakah cessie adalah pilihan yang tepat dalam skema pembayaran properti Anda, penting untuk memahami manfaat dan risikonya:

Keuntungan Cessie:

  1. Kecepatan Transaksi: Cessie memungkinkan penjual properti untuk mendapatkan uang tunai lebih cepat daripada menunggu pembayaran angsuran jangka panjang.
  2. Diversifikasi Risiko: Bagi penjual properti, menjual hak angsuran dapat membantu mengurangi risiko keuangan terkait dengan proyek properti tertentu.
  3. Fleksibilitas untuk Pembeli: Pembeli properti mungkin mendapatkan fleksibilitas dalam hal pembayaran angsuran. Syarat dan ketentuan pembayaran dapat direstrukturisasi sesuai kebutuhan.

Risiko Cessie:

  1. Biaya Tambahan: Ada biaya terkait dengan proses cessie, termasuk biaya hukum dan administrasi. Ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan.
  2. Ketidakpastian untuk Pembeli: Bagi pembeli, perubahan dalam syarat dan ketentuan pembayaran dapat menimbulkan ketidakpastian dan risiko keuangan.
  3. Ketergantungan pada Pihak Ketiga: Pembeli akan menjadi tergantung pada pihak ketiga yang membeli hak cessie. Jika pihak ketiga mengalami masalah keuangan, pembayaran angsuran dapat terganggu.

Mengevaluasi Kelayakan Cessie dalam Skema Pembayaran Properti Anda

Mengevaluasi apakah cessie adalah pilihan yang tepat dalam skema pembayaran properti Anda adalah langkah yang penting. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus Anda pertimbangkan:

  1. Keuangan Anda: Pertimbangkan situasi keuangan Anda. Apakah Anda memerlukan uang tunai cepat, atau apakah Anda dapat menunggu pembayaran angsuran jangka panjang?
  2. Biaya Cessie: Pastikan Anda memahami semua biaya yang terkait dengan cessie, termasuk biaya hukum, administrasi, dan biaya lainnya.
  3. Keamanan Pembeli: Jika Anda adalah pembeli properti, pastikan untuk melakukan due diligence terhadap pihak ketiga yang akan menerima pembayaran angsuran Anda. Pastikan mereka terpercaya dan stabil secara finansial.
  4. Dampak pada Pembayaran Anda: Evaluasi bagaimana cessie akan memengaruhi pembayaran angsuran Anda. Apakah Anda merasa nyaman dengan perubahan tersebut?
  5. Alternatif Lain: Pertimbangkan juga alternatif lain dalam skema pembayaran properti, seperti pembayaran langsung kepada penjual properti atau kebijakan pembayaran lainnya.
Baca Juga :  Tips Membeli Properti Tanpa Membayar Uang Muka

Kesimpulan

Cessie adalah salah satu skema pembayaran yang dapat digunakan dalam transaksi properti. Ini dapat memiliki keuntungan bagi penjual properti yang memerlukan uang tunai cepat dan memberikan fleksibilitas bagi pembeli properti. Namun, penting untuk memahami semua biaya dan risiko yang terkait dengan cessie sebelum membuat keputusan. Jika Anda ingin menjalankan skema pembayaran properti yang melibatkan cessie atau mempertimbangkan opsi lain dalam transaksi properti Anda, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional hukum atau keuangan yang berpengalaman dalam bidang ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *