Gambaran makro terlebih dulu: indeks harga residensial Bank Indonesia masih tumbuh, meski moderat. Survei residensial BI mencatat pertumbuhan IHPR sekitar +1,07% (yoy) di Q1 2025, menandakan tren kenaikan yang berlanjut tetapi terkendali—situasi yang biasanya membuka peluang selektif di lokasi bertema infrastruktur dan TOD (Transit Oriented Development). Di sisi lain, Housing Index Indonesia versi TradingEconomics memperlihatkan level 110,13 (Q2 2025), naik dari kuartal sebelumnya—mencerminkan momentum harga nasional yang tetap positif.Dorongan kebijakan juga relevan: Bank Indonesia meningkatkan dukungan likuiditas untuk kredit perumahan pada 2025 (hingga Rp80 triliun secara bertahap), selaras target program perumahan nasional—faktor yang berpotensi menjaga permintaan primer dan sekunder di 2026.
Di Jabodetabek, katalis infrastruktur menjadi pembeda utama. MRT Jakarta Fase 2 (Bundaran HI–Kota) menapak progres signifikan; koridor utara–selatan jika tuntas akan mempersingkat perjalanan Lebak Bulus–Kota ~45 menit dan memperluas jangkauan TOD di pusat–utara Jakarta.Pada saat bersamaan, LRT Jabodebek yang beroperasi sejak Agustus 2023 menunjukkan ridership 2024 ~21,1 juta penumpang (rata-rata harian 70 ribu+), memperkuat konektivitas koridor Cibubur–Jakarta dan Bekasi–Jakarta—konektivitas yang biasanya meningkatkan minat di radius “walkable” stasiun. Progres jalur MRT Timur–Barat (Bekasi–Jakarta Barat) yang dikick-off 2024 juga mempertebal narasi jangka menengah untuk sisi timur kota.
Berikut ringkasan area berpotensi outperform pada 2026 berbasis katalis dan data lapangan:
1) Serpong–BSD (Tangerang Selatan & Kab. Tangerang)
Township matang (BSD, Gading Serpong, Paramount) diuntungkan supply infrastruktur, central business node baru, dan ekosistem komersial–edukasi yang lengkap. Laporan korporat pengembang papan atas (BSDE, Summarecon) selama 2024–2025 menegaskan pipeline proyek dan kinerja township yang solid—indikasi kuatnya permintaan end-user dan upgrader di segmen landed. Dengan keterbatasan lahan prime, klaster dekat boulevard/tol serta akses cepat ke pusat niaga cenderung mencetak kenaikan harga di atas rata-rata.
2) Koridor TOD Jakarta Selatan–Timur (Apartemen Menengah & Mid-Upper)
Radius berjalan kaki ke simpul MRT/LRT/BRT tetap diminati profesional muda karena efisiensi komuter. Katalis MRT Fase 2 serta penguatan jaringan BRT membuat sub-lokasi seperti Fatmawati–Blok M–Thamrin–Harmoni–Kota menarik untuk produk compact berkualitas dengan biaya servis rasional; pola ini sering melahirkan yield sewa yang stabil serta likuiditas pasar sekunder yang lebih cepat.
3) Bekasi (Barat–Timur: Summarecon, Harapan Indah, Galaxy, Jati Asih)
Efek LRT Bekasi Line dan ritel–fasilitas pendidikan yang tumbuh menjadi motor permintaan. Ridership LRT yang meningkat menjadi sinyal “stickiness” pengguna sehingga hunian dekat stasiun (atau akses first–last mile yang nyaman) berpotensi mencetak kenaikan harga gradual + peningkatan minat sewa.
4) Depok (Margonda–Cinere–Sawangan)
Pasar Depok menunjukkan stabilitas harga sepanjang H2 2025 di data listing besar, mengindikasikan dasar (base) yang sehat untuk rebound ketika katalis TOD/akses bertambah (Cinere–Jagorawi, akses ke MRT/LRT via feeder). Unit rumah mungil dekat kampus/koridor niaga cenderung cepat tersewa dan menarik investor kecil. Rumah123+1
5) Bogor Utara (Cibinong–Sentul–Sirkuit)
Kedekatan ke akses tol dan amenitas alam menjadi daya tarik keluarga muda. Sumber pasar menempatkan Sentul/Cibinong dengan banderol relatif lebih tinggi ketimbang inti Kota Bogor karena aksesibilitas tol menuju Jakarta—kombinasi yang biasanya mendorong kenaikan harga bertahap dan permintaan second home.
Apa implikasi strateginya untuk 2026?
(1) Prioritaskan radius TOD: targetkan radius <800 meter dari stasiun MRT/LRT/BRT; historisnya, lokasi ini memiliki likuiditas dan pertumbuhan lebih tangguh di fase suku bunga berfluktuasi. Pilih township dengan ekosistem lengkap (sekolah–rumah sakit–mall–kantor) karena faktor “sticky demand” dari end-user menahan volatilitas harga. Pantau kebijakan moneter & likuiditas KPR; pelonggaran makroprudensial perumahan BI berpotensi memperluas basis pembeli dan mendukung penjualan primer. Perhatikan data pasar mikro (median price & supply aktif) untuk timing penawaran—contoh Depok yang stabil di 2025 memberi ruang strategi buy-the-dip pada kantong-kantong tertentu.
Ingin disusun peta peluang 2026 yang spesifik dengan budget, horizon (tinggal, sewa, flipping), dan tipe aset (landed vs apartemen)? Dapatkan analisis lokasi, komparasi proyek, simulasi KPR/ROI, hingga rencana pemasaran listing yang siap eksekusi bersama property Lounge.
Related posts:

PropertyLounge.id adalah Konsultan Jasa Digital Marketing Property Agancy Terbaik dan Terpercaya Sejak 2008 di Indonesia. Untuk Info lengkap Digital Marketing Property Silahkan Hubungi Kami di +62 819-7810-088